|
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Masalah
Mengajar merupakan
salah satu tugas guru yang paling penting dalam melaksanakan tugasnya di kelas.
Oleh karna itu seorang guru harus mengetahui dan menetapkan metode pembelajaran
yang baik. Metode yang dimaksud disini adalah cara guru menyajikan materi
pelajaran kepada siswa.
Pendidikan bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi mnusuia beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu dan,
cakap. Pendidikan juga berfungsi sebagai pembentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa .
Pendidikan
kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat berpengaruh ,
dalam pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan
dapat membentuk waraga negara yang baik sekaligus menjunjujung tinggi persatuan
dan kesatuan bangsa dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara.
|
Di dalam metode
pengajaran kebanyakan guru menggunakan metode ceramah monoton yang
mengakibatkan siswa bosan dan mengurangi semangat belajar. Karena didalam
metode pembelajaran ini siswa butuh perhatian penuh dari gurunya. Maka metode
pembelajaran yang digunakan sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Untuk itu didalam
proses belajar mengajar guru harus memiliki strategi atau metode yang baik ,agar
siswa bisa belajar secara efektif dan efisien. Untuk mencapai pengajaran yang
baik, dan dapat membangkitkn semangat belajar siswa, guru diharapkan dapat
memilih metode yang tepat.
Oleh karena itu,
diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kreatifitas dan keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran yang ditandai
dengan aktifitas siswa yang meningkat sehingga ketuntasan belajar siswa dapat
tercapai. Model pembelajaran tersebut adalah Investigasi Kelompok ( Group
Investigation ) yaitu suatu proses
belajar yang menekankan keaktifan dalam kerja kelompok.
Dari latar belakang
masalah diatas maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul “ Penerapan model Investigasi
Kelompok ( Group Investigation ) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada
pokok bahasan Kedaulatan Rakyat dan sistem Sistem Pemerintahan Indonesia di
kelas VIII-1 SMP Negeri 2 Tiga Panah Tahun Pelajaran 2012/2013.
B. Identifikasi Masalah
Sesuai
dengan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah diatas maka dapat
diidentifikasikan masalah penelitian yaitu:
1. Metode mengajar yang digunakan oleh guru kurang mendukung.
2. Siswa tidak tertarik dalam belajar pkn.
3. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pengajaran pkn .
4. Penyampaian materi yang kurang jelas oleh guru.
5. Hasil belajar yang kurang memuaskan.
C. Batasan Masalah
Melihat
banyaknya cakupan identifikasi masalah, maka yang menjadi batasan masalah dalam
penelitian ini yaitu perbaikan pembelajaran dengan Penggunaan Model
Pembelajaran Investigasi Kelompok (Group Investigation) untuk meningkatkan
meningkatkan minat belajar siswa dalam belajar pkn di kelas VIII SMP Negeri 2 Tiga Panah Tahun
Pelajaran 2012/2013.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan
batasan masalah, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana ketuntasan belajar siswa dalam pokok
bahasan kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di indonesia setelah
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model
Pembelajaran Investigasi Kelompok (Group Investigation) untuk meningkatkan
meningkatkan minat belajar siswa dalam belajar pkn di kelas VIII SMP Negeri 2 Tiga Panah Tahun
Pelajaran 2012/2013?
2. Bagaimana ketercapaian tujuan pembelajaran khusus setelah
menggunakan model pembelajaran Investigasi Kelompok (group Investigation) untuk
meningkatkan prestsi belajar siswa pada pokok bahasan kedaulatan rakyat dan
sistem pemerintahan di Indonesia kelas VIII SMP Negeri 2 Tiga Panah Tahun
Pelajaran 2012/2013?
3. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
Pembelajaran Investigasi
Kelompok (group Investigation) untuk meningkatkan prestsi belajar siswa pada
pokok bahasan kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia kelas VIII
SMP Negeri 2 Tiga Panah Tahun Pelajaran 2012/2013?
4. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan
model
Pembelajaran Investigasi
Kelompok (group Investigation) untuk meningkatkan prestsi belajar siswa pada
pokok bahasan kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia kelas VIII
SMP Negeri 2 Tiga Panah Tahun Pelajaran 2012/2013?
5. Apakah model pembelajaran Investigasi Kelompok (group
Investigation) efektif digunakan dalam
pokok bahasan kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia kelas VIII
SMP Negeri 2 Tiga Panah Tahun Pelajaran 2012/2013?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam
pokok bahasan kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di indonesia setelah
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model
Pembelajaran Investigasi Kelompok (Group Investigation) untuk meningkatkan
meningkatkan minat belajar siswa dalam belajar pkn di kelas VIII SMP Negeri 2 Tiga Panah Tahun
Pelajaran 2012/2013.
2. Untuk mengetahui ketercapain tujuan pembelajaran khusus setelah
menggunakan model pembelajaran Investigasi Kelompok (Group Investigation) untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan kedaulatan rakyat dan
sistem pemerintahan kelas VIII SMP Negeri 2 Tiga Panah Tahun Pelajaran
2012/2013.
3. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Investigasi Kelompok (Group Investigation) untuk menigkatkan
prestasi belajar siswa pada pokok bahasan kedaulatan rakyat dan pemerintahan di
Indonesia kelas VIII SMP Negeri 2 Tiga Panah Tahun Pelajaran 2012/2013.
4. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan model Pembelajaran Investigasi Kelompok (group Investigation) untuk
meningkatkan prestsi belajar siswa pada pokok bahasan kedaulatan rakyat dan
sistem pemerintahan di Indonesia kelas VIII SMP Negeri 2 Tiga Panah Tahun
Pelajaran 2012/2013.
5.
Untuk mengetahui Apakah
model pembelajaran Investigasi Kelompok (group Investigation) efektif digunakan dalam pokok bahasan
kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia kelas VIII SMP Negeri 2
Tiga Panah Tahun Pelajaran 2012/2013.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat
dari penelitian ini adalah :
1. Setelah mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam pokok bahasan
kedulatan rakyat dan pemerintahan di Indonesia dengan menggunakan model
pembelajaran Investigasi Kelompok di harapkan dapat dipedomani untuk
pelaksanaan pembelajaran berikutnya.
2. Setelah mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran meningkatkan
prestasi belajar siswa pada pokok bahasan kedaulatan rakyat dan pemerintahan di
Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Investigasi Kelompok di harapkan dapat sebagai acuan bagi proses
pengembangan tujuan pembelajaran selanjutnya.
3. Setelah mengetahui pelaksanaan pembelajaran meningkatkan prestasi
belajar siswa pada pokok bahasan kedaulatan rakyat dan pemerintahan di
Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Investigasi Kelompok di
harapkan dapat sebagai panduan untuk pengamatan pembelajaran berikutnya.
4. Setelah mengetahui respon siswa meningkatkan prestasi belajar siswa
pada pokok bahasan kedaulatan rakyat dan pemerintaha di Indonesia dengan
menggunakan model pembelajaran Investigasi Kelompok diharapkan dapat sebagai
panduan untuk pembelajaran berikutnya.
5. Setelah mengetahui efektivitas model pembelajaran meningkatkan
prestasi belajar siswa pada pokok bahasan kedaulatan rakyat dan pemerintahan di
Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Investigasi Kelompok diharapkan
dapat sebagai acuan untuk evaluasi pelaksanaan pembelajaran berikutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Kerangka Teoritis
1.
Pengertian Belajar
Belajar
adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan dalam diri seseorang.
Adapun tujuan dari kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku , baik
menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap
aspek pribadi.
Menurut
Muhibbin syah (2010:87) belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan
unsur yang sangat fundamentaldalm penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendididkan.
Menurut
Mustaqim dan Abdul Wahib (1991:61) belajar adalah suatu aktifitas yang menuju
kearah suatu tujuan tertentu. Untuk
mencapai tujuan tertentu itu perlu diperhatikan adnya faktor-faktor yang perlu
diperhatikan, misalnya saja faktor bimbingan.
|
Menurut
Umar Tirtarahardja dan La Sulo (2005:51) mendefinisikan sebagai aktivitas
pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu kepada kemampuan diri belajar
dibawah bimbingan pengajar.
Menurut
Anthony Robbins yang dikutip dalam Trianto (2011:15) belajar sebagai proses
menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan
sesuatu (pengetahuan) yang baru.
Menurut
Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2006:10) belajar merupakan kegiatan yang
kompleks.
Menurut
Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2006:10) belajar merupakan suatu prilaku.
Pada saat orang belajar maka responya menjadi lebih baik, Sebaliknya bila ia
tidak belajar maka responnya menurun.
Belajar
secara umum dapat diartikan sebagai perubahan pada individu yang trjadi melalui
pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau
perkembangan tubuhnya atau
karakteristik seseorang sejak lahir , dikutip dalam Trianto (2011:16).
Menurut
Sudjana dalam Rusman (2011:1) belajar merupakan proses mengamati dan melihat.
Dari
pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa belajar itu adalah
suatu proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang yangterjadi akibat dari
proses pembelajaran atau perubahan yang terjadi akibat mendapat pengalaman
baru.
2.
Pengertian Mengajar
Mengajar
pada dasarnya adalah suatu usaha untuk mengorganisasi lingkungan dalam
hubunganya dengan anak didik dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses
belajar.
Menurut
Oemar Malik (2001:44) mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada siswa
atau murid di sekolah.
Menurut Oemar Malik
(2001:48) mengajar adalah usaha mengorganisasi lingkungan sehingga
menciptakan kondisi belajar bagi siswa.
Menurut
Tyson dan Carrol dalam Muhibbin Syah (2010:179) mengajar adalah sebuah cara dan
sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sam-sama aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut
Ariffin dalam Muhibbin Syah (2010:179) mendefinisikan bahwa mengajar sebagai
sesuatu rangkain kegiatan penyampaian bahwa pelajaran kepada murid agar dapat
menerima, menanggapi, dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
Menurut
Umar Tirtarahardja dan La Sulo (2005:51) mendefinisikan sebagai aktivitas
mengarahkan, memberikan kemudahan bagaimana cara menemukan sesuatu(bkan memberi
sesuatu) berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh pengajar.
Tardif
dalam Muhibbin Syah (2010:179) mendefinisiskan mengajar mengajar secara lebih
sederhana tetapi cukup komprehensif dengna menyatakan behwa mengajar itu pada
prinsipnya adalah any acction performed by an individual (the teacher) with the
intention of facilitating learning in another individual (the learner). Artinya
mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini guru) dengan
tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini siswa) melkukan
kegiatan belajar.
Berdasarkan
pendapat-pendapat tersebut, maka pengertian mengajar adalah suatu proses
penyampaian pengetahuan dan informasi dari pengajar kepada peserta didik.
3.
Pengertian Pembelajaran
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali
kita mendengar kata belajar dan mengajar. Belajar dan mengajar sangat berkaitan
dengan pembelajaran atau bisa diartikan bahwa belajar merupakan prose
pembelajaran. Pembelajaran adalah usaha sadar dari seseorang guru untuk
membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainya)
dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut Isjoni (2009:11) pembelajaran
adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan
upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.
Menurut Degeng dalam Hamzah B Uno
(2001:2) pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan sesuatu.
Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan
memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang
diinginkan.
Menurut Yamamoto dalam Dimyati dan
Mudjiono (2006:119), menyatakan bahwa
proses pembelajaran yang optimal terjadi apabila siswa yang belajar maupun guru
yang membelajarkan memiliki kesadaran dan kesengajaan terlibat dalam proses
pembelajaran. Kesadaran dan kesengajaan melibatkan diri dalam proses
pembelajaran pada diri siswa dan guru akan dapat memunculkan berbagai interaksi
pembelajaran.
Dari beberapa pendapat-pendapat dari
pada ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah kegiatan atau
interaksi yang terjadi antara dua arah yang belajar menjadi aktivitas siswa,
dan mengajar yang merupakan aktivitas guru. Akibat dari proses terjadinya
pembelajaran ini adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri siswa.
4.
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif atau Cooverative Learning
bukanlah hal yang jarang kita temui,
melainkan sangat sering kita lakukan. Pembelajaran kooperatif merupakan
pembelajaran yang aktif dalam kelompok pembelajaran.
Menurut Eggen dan Kauchak dalam Trianto (2010:58) menyatakan
pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok stretegi pengajaran yang
melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Wina Sanjaya (2010:242) pembelajaran
kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem
pengelompokan/tim kecil,yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai
latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
(heterogen).
Menurut Wina
Sanjaya (2009:240) pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam
orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras,
atau, suku yang berbeda (heterogen). Dan Sistem penilaian dilakukan terhadap
kelompok.
Menurut Slavin dalam Isjoni (2009:15) pembelajaran
kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orng
dengan struktur kelompok yang heterogen.
Menurut lungdren dalam isjoni (2009:16) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif
memiliki unsur-unsur dasar, antara lain sebagai berikut:
1. Para siswa harus memiliki persepsi
bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”.
2. Para siswa harus memiliki tanggung
jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung
jawab sendiridalam mempelajari maateri yang dihadapi.
3. Para siswa harus berpandangan bahwa
mereka semua memilki tujuan yang sama.
4. Para siswa membagi tugas dan berbagi
tanggung jawab di antara para anggota kelompok.
5. Para siswa diberikan satu evaluasi
atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
6. Para siswa berbagi kepemimpinan
sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.
7. Setiap siswa akan diminta
mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok.
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatun model pembelajaran yang
menekankan kerja sama dalam suatu kelompok diskusi.
5.
Model Pembelajaran Investigasi
Kelompok
Menurut Trianto (2011:78) Investigasi
Kelompok merupakan kooperatif yang paling komleks dan yang paling sulit untuk
diterapkan. Karena di dalam model ini diperlukan pendekatan yang lebih maksimal
karena di model ini guru memiliki peran yang sangat penting.
Model pembelajaran kooperatif
dipandang sebagai proses pembelajaran yang aktif, sebab siswa akan lebih banyak
belajar melalui proses pembentukan (contructing) dan penciptaan, kerja dalam
kelompok dan berbagi pengetahuan serta tanggung jawab individu tetap merupakan
kunci keberhasilan pembelajaran.(Rusman 2011:223).
Isjoni (2009:87) menyatakan bahwa
model investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks karena memadukan antara
prinsip belajar kooperatifdengan pembelajaran yuang berbasis konstruktivisme
dan prinsip pembelajaran demokrasi.
Secara umum dalam Rusman(2011:221 )
langkah-langkah investigasi kelompok dibagi menjadi beberapa langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi topik dan
mengorganisasikan siswa dalam kelompok (para siswa menelaah sumber-sumber
informasi, memilih topik dan mengategorisasi saran-saran ; para siswa bergabung
dalam kelompok belajardengan pilihan topik yang sama; komposisi kelompok
didasarkan atas ketertarikan atas dasar topik yang sama dan heterogen; guru
membantu dan memfasillitasi dalam memperoleh informasi).
2. Merencanakan tugas-tugas belajar
(direncanakan secara bersama-sama oleh para siswa dalam kelompoknya
masing-masing, yang meliputi:apa yang kita selidiki, bagaimana kita
melakukannya, siapa sebagai apa pembagian kerja untuk tujuan apa topik ini
diinvestigasi)
3. Melaksanakan Investigasi (Siswa
mencari informasi, menganalisis data , dan membuat kesimpulan; setiap anggota
kelompok harus berkontebrusi kepada usaha kelompok; para siswa bertukar
pikiran, mendiskusikan, mengklarisifikasi, dan mensintesis ide-ide )
4. Menyiapkan laporan akhir (anggota
kelompok menentukan pesan esensial proyeknya; merencanakan apa yang akan
dilaporkan dan bagaiman membuat persentasenya ; membentuk panitia acar untuk
mengkordinasi rencana persentase )
5. Mempersentasekan laporan akhir
(persentasi dibuat untuk keseluruhan kelas dalam bermacam bentuk; bagian-bagian
persentase harus secara aktif dapat melibatkan pendengar(kelompok lainya);
Pendengar mengevaluasi kejelasan persentase menurut kriteria yang ditentukan
keseluruhan kelas )
6. Evaluasi (para siswa berbagi mengenai
balikan terhadap topik yang dikerjakan, kerja yang telah dilakukan, dan
pengalaman-pengalaman afektifnya; siswa dan guru berkolaborasi dalam
mengevaluasi pembelajaran; asesmendiarahkan untuk mengevaluasi pemahaman konsep
dan keterampilan berpikir kritis )
Langkah-langkah model pembelajaran
investigasi kelompok menurut Rusman (2011:223):
a. Membagi siswa ke dalam kelompok kecil
yang terdiri dari ± 5 siswa.
b. Memberikan pertanyaan terbuka yang
bersifat analitis.
c. Mengajak setiap siswa untuk
berparitisipasi dalam menjawab pertanyaan kelompok secara bergilliran searah
jarum jam dalam kurun waktu yang disepakati.
6.
Efektifitas Pembelajaran
Sadiman
dalam Trianto (2010 : 20) menyatakan bahwa “keefektifan pembelajaran adalah
hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar.
Tim Pembina
Mata Kuliah Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya dalam Trianto (2010 : 20)
menyatakan bahwa “efisiensi dan keefektifan mengajar dalam proses interaksi
belajar yang baik adalah segala daya upaya guru untuk membantu para siswa agar
biasa belajar dengan baik”.
Sesuai
dengan pengertian efektifitas dan pembelajaran diatas maka, apa yang dimaksud
dengan efektifitas pembelajaran dapat kita artikan dengan pengaruh atau akibat
dari hasil yang terjadi setelah proses pembelajaran berlangsung.
1.
Ketuntasan Belajar
Menurut Depdiknas dalam Skripsi
Betti luciana marbun (2012:13) menyatakan bahwa “ketetapan indikator yang sudah
ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal
ketuntasn untuk masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan
kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata
peserta didik serta kemampuan serta daya pendukung dalam penyelenggara
pembelajaran”.
Depdikbud dalam Trianto (2010 : 241) menyatakan bahwa
“setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi
jawaban benar siswa ≥ 65% dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya
(ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya”.
Berdasarkan pendapat tersebut maka hasil belajar itu dikatakan tuntas apabila nilai siswa secara individu
menvapai skor ≥65% dan suatu kelas dikatakan tuntas secara klasikal apabila
memenuhi skor mencapai 85% siswa yang telah telah tuntas atau lulus.
2.
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Khusus
Usman dan Setiawati dalam http : // tips- belajar- internet. blogspot .com/ 2009 /08/
efektivitas - pembelajaran -matematika.html
memberi acuan tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap proses belajar yang
dilihat dari TPK adalah sebagai berikut:
a.
Istimewa
/ maksimal : apabila seluruh bahan pelajaran yang di ajarkan itu dapat dikuasai
siswa;
b.
Baik
sekali / optimal : apabila sebagian besar 85% s/d 94% bahan pelajaran yang
diajarkan itu dapat dikuasai siswa;
c.
Baik
/ minimal : apabila bahan yang diajarkan hanya 75% s/d 84% dikuasai siswa;
d.
Kurang
: apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75 % dikuasai siswa;
secara keseluruhan pencapaian TPK dianggap tuntas apabila 80% dari seluruh TPK
sudah tuntas dicapai oleh siswa”.
Berdasarkan pendapat dari ahli-ahli tersebut maka dapat
kita simpulkan bahwa bahwa secara keseluruhan pencapaian TPK dianggap tuntas
atau tercapai apabila mencapai 75 % s/d 84 dari keseluruhan TPK sudah tuntas.
3.
Pelaksanaan Pembelajaran
Prabowo dalam Trianto
(2011:268) menjelaskan bahwa “salah satu
kegiatan penting dalam proses pembelajaran adalah pengamatan
(observasi)”.
Menurut Zuh dalam http://zuhairistain.blogspot.com/2008/11/pelaksanaan
-pembelajaran.html
menyatakan Pelaksanaan pembelajaran adalah
operasionalisasi dari perencanaan pembelajaran, sehingga tidak lepas dari perencanaan
pengajaran / pembelajaran/ pemelajaran yang sudah dibuat.
Sistem pembelajaran dalam pandangan
konstruktivis menurut Hudojo dalam Trianto (2011:19) mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut : (a) siswa terlibat aktif dalam belajarnya dan (b) informasi
baru harus dikaitkan dengan informasi sebelumnya sehingga menyatu dengan siswa.
Dari pendapat
ahli diatas maka dapat kita simpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dikatakan
baik jika ada hubungan timbal balik berlangsung dalam situasi belajar antara
guru dan siswa. Untuk memperoleh nilai pelaksanaan pembelajaran yang baik maka
diperlukan ketuntasan bagi setiap aspek yang dinilai kategori baik.
Rangka membawa para siswa/peserta didik untuk
mencapai tujuan pengajaran. Proses pembelajaran berlangsung dalam suasana
tertentu yakni situasi belajar mengajar. Dalm situasi ini, terdapat faktor-faktor
yang saling berhubungan yaitu ; tujuan pembelajaran, siswa yang belajar, guru
yang mengajar, bahan yang diajarkan, metode pembelajaran, alat bantu mengajar,
prosedur penilaian, dan situasi pengajaran. Dalam proses
pengajaran tersebut, semua faktor bergerak secara dinamis dalam suatu rangkaian
yang terarah dalam
Dari pendapat
diatas maka
pelaksanaan pembelajaran yang digunakan oleh guru minimal
baik.
4.
Respon Siswa
Untuk mengetahui baik buruknya respon
siswa dalam proses pembelajaran maka perlu digunakan alat pengukur respon siswa
yaitu angket. Angket yang berisikan sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada
siswa untuk mengetahui respon siswa.
Menurut Trianto (2011:242) menyakan
dalam bukunya angket digunakan untuk
mengukur pendapat siswa terhadap ketertarikan, perasaan senang dan keterkinian
serta kemudahan memahami komponen-komponen: materilis/ isi pelajaran, format
materi ajar, gambar-gambarnya, kegiatan dalam LKS, suasana belajar dan cara
guru mengajar serta pendekatan pembelajaran yang digunakan.
Angket pengukur
respon siswa akan dibagikan kepada siswa setelah
proses pembelajaran selesai dilaksanakann dengan menggunakan lembar angket
siswa. Respon siswa dikatakan mencapai tujuan apabila persentase jawaban yang
diperoleh mencapai 80% .
7.
Penelitian Tindakan Kelas
Menurut
Zainal Aqib dkk (2009:3) Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian
yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Menurut Zainal
Aqib dkk (2009:3) PK memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai
berikut
a. An inquiry of practice from within (
penelitian berawal dari kerisauan guru akan kinerjanya)
b. Self-reflective inquiry (metode utama
adalah refleksi diri, bersifat agak longgar, tetapi tetap mengikuti ).
c. Fokus penelitian berupa kegiatan
pembelajaran.
d. Tujuanya : memperbaiki pembelajaran.
Menurut Suharsimi Arikunto dkk
(2010:3) Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas bersama.
Menurut Ekawarna (2011:4) Penelitian
kelas merupakan penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan oleh
guru di dalam kelas. Penelitian tindakan kelas pada hakikatnya merupakan rangkaian
“riset-tindakan-riset tindakan-...“ yang dilakukan secara siklik dalam rangka
memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan.
Menurut Hopkins dalam Ekawarna
(2011:4) Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang mengkombinasikan
prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan
dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang
sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah prosesperbaikan dan perubahan.
Menurut Rapoport dalam Ekawarna (2011:4)
menyatakan bahwa penelitian tindakan klas merupakan penelitian untuk membantu
seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihdapi dalam situasi
darurat dan membantu pencapaan tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam
kerangka etika yang disepakati besama.
Menurut Arikunto dalam Ekawarna
(2011:5) Penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.
Menurut McNiff dalam Suroso (2009:29)
Penelitian tindakan kelas merupakan bentuk pnelitian yang reflektif yang
dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk
pengembangan kurikulum, pengembangan
sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya
Menurut Suroso (2009:30) Penelitian
tindakan kelas merupakan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki
atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih
profesional.
8. Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan Indonesia
a. Makna Kedaulatan Rakyat
Sebelum membahas
tentang kedaulatan rakyat, perlu dijelaskan terlebih dahulu siapakah rakyat
itu? Rakyat adalah orang yang tunduk pada suatu pemerintah negara. Istilah
rakyat berbeda dengan istilah warga negara, penduduk, bangsa dan masyarakat.
Warga negara adalah orang yang memiliki hak dan kewajiban pada suatu negara.
Penduduk adalah orang yang bertempat tinggal pada wilayah suatu negara. Penduduk
dibedakan antara warga negara dan warga negara asing. Pengertian bangsa adalah
sekelompok orang yang memiliki perasaan senasib akan keberadaan suatu negara.
Sedangkan pengertian masyarakat adalah sekelompok orang yang tinggal bersama di
suatu daerah tertentu dan terikat pada nilai-nilai tertentu yang diterima
secara bersama.
- John Locke
Dia berpendapat
bahwa negara dibentuk melalui perjanjian masyarakat. Sebelum terbentuknya
negara, manusia hidup sendiri-sendiri dan belum ada peraturan. Untuk memenuhi
kebutuhannya manusia mengadakan perjanjian membentuk sebuah negara. Jadi, ada
dua perjanjian masyarakat yaitu perjanjian antar individu dengan penguasa.
Menurut John Locke, hanya ada pemisahan kekuasaan dalam negara ke dalam
kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
2. Montesquieu
Menurutnya kekuasaan harus dipisahkan
menjadi kekuasaan eksekutif, kekuasaan legislatif, dan kekuasaan yudikatif.
Kekuasaan eksekutif yaitu kekuasaan
untuk melaksanakan undang-undang termasuk mengadakan perjanjian dengan negara
lain. Kekuasaan legislatif yaitu kekuasaan untuk membuat undang-undang.
Kekuasaan yudikatif yaitu kekuasaan untuk mengadili terhadap pelanggar
undang-undang. Menurut Montesquieu ketiga jenis kekuasaan itu harus dipisah
satu sama lain. Berarti lembaga negara yang lain tidak boleh ikut campur dalam
urusan lembaga negara lain.
3. JJ Rousseau
Beliau menganut teori perjanjian
masyarakat dan dianggap sebagai Bapak Teori Kedaulatan Rakyat. Menurutnya
negara dibentuk oleh kemauan rakyat. Kemauan rakyat untuk membentuk sebuah
negara ini disebut kontrak sosial. Individu secara suka rela dan bebas membuat
perjanjian untuk membentuk sebuah negara berdasarkan kepentingan mereka. Negara
sebagai organisasi berkewajiban mewujudkan cita-cita atau kemauan rakyat yang
kemudian dituangkan dalam bentuk kontrak sosial yang berwujud konstitusi
negara. Rosseau juga menekankan adanya kebebasan dan persamaan.
Negara atau badan kooperatif kolektif
yang dibentuk menyatakan kemauan umumnya (general will) yang tidak dapat
khilaf, keliru atau salah, tetapi tidak senantiasa progresif. pemberian suara
untuk membahas dan mengesahkan undang-undang. Sedangkan demokrasi perwakilan,
rakyat memilih warga lainnya sebagai wakil yang duduk di lembaga perwakilan
rakyat untuk membahas dan mengesahkan undang-undang.
Kedaulatan berasal dari kata “daulat”
dalam bahasa Arab berarti kekuasaan atau dinasti pemerintahan. Kedaulatan
berarti kekuasaan tertinggi dalam suatu negara. Ada dua macam pengertian
kedaulatan rayat :
- Kedaulatan
ke dalam, artinya kekuasaan tertinggi suatu negara untuk mengatur
fungsinya
- Kedaulatan
ke luar, artinya kekuasaan tertinggi suatu negara untuk mengadakan
hubungan dengan negara lain serta mempertahankan wilayah dari berbagai
ancaman dari luar.
Jenis-jenis kedaulatan rakyat negara dapat dibedakan
berdasarkan beberapa teori yakni sebagai berikut :
- Kedaulatan
Rakyat, teori ini mengajarkan bahwa kekuasaan tertinggi suatu negara di
tangan rakyat.
- Kedaulatan
Tuhan, teori ini mengajarkan bahwa penguasa mendapat kekuasaan yang
tertinggi dari Tuhan.
- Kedaulatan
Negara, teori ini mengajarkan kekuasaan tertinggi terletak pada negara.
- Kedaulatan
Raja, teori ini mengajarkan kekuasaan tertinggi di tangan raja dan
keturunannya.
- Kedaulatan
Hukum, teori ini mengajarkan kekuasaan tertinggi terdapat pada hukum.
Sumber ajaran kedaulatan rakyat
sebenarnya ialah ajaran demokrasi yaitu pemerintahan yang berasal dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat.Masalah demokrasi itu bagi rakyat Indonesia
pelaksanaannya sudah ada sejak zaman nenek moyang kita. Hal ini terlihat dari
adanya rapat desa. Pemilihan Kepala Desa, kegiatan gotong royong dan kegiatan
lain yang melibatkan partisipasi rakyat secara aktif.
Ciri-ciri negara yang menganut asas kedaulatan rakyat
adalah sebagai berikut :
- Adanya
lembaga-lembaga perwakilan rakyat dan Dewan Perwkilan Rakyat.
- Adanya
pemilu.
- Kekuasaan
atas kekuasaan badan atau majelis itu ditetapkan pada Undang-Undang Dasar.
Sifat-sifat kedaulatan adalah :
- Bulat,
artinya tidak dapat dibagi-bagi.
- Asli,
artinya kedaulatan itu tidak berasal dari kedaulatan lain yang lebih
tinggi.
- Tidak
terbatas, artinya kedaulatan tidak batasi oleh siapapun.
- Permanen,
artinya kedaulatan yang tetap ada selama negara berdiri.
Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab hilangnya
kedaulatan suatu negara :
- Kalah
perang dengan negara lain sehingga kekuasaan pemerintahan negaranya
dipegang oleh negara yang mengalahkannya
- Bergabung
dengan negara lain untuk membentuk suatu negara baru dalam suatu federasi
sehingga negara tersebut menjadi negara bagian. Contohnya negara-negara
bagian Amerika Serikat
- Suatu
wilayah memisahkan diri dari kesatuan suatu negara dan menyatakan
kemerdekaannya. Contohnya Rusia, Ukraina, dan Georgia
b. Peran Lembaga Negara sebagai Pelaksana
Kedaulatan Rakyat dalam Sistem Pemerintahan Indonesia
Sebelum menjelaskan
pemegang kedaulatan dalam sistem pemerintahan Indonesia, akan dijelaskan
terlebih dahulu apa itu sistem pemerintahan dan apa itu sistem pemerintahan
Indonesia. Sistem berarti suatu kesatuan yang terdiri atas berbagai unsur yang
saling melengkapi untuk mencapai suatu tujuan. Adapun pemerintahan adalah
mereka yang memerintah dalam suatu negara. Jadi sistem pemerintahan adalah
suatu kesatuan yang terdiri atas berbagai unsur yang memerintah dalam suatu
negara yang saling melengkapi untuk mencapai tujuan negara bersangkutan. Dengan
demikian sistem pemerintahan Indonesia adalah suatu kesatuan yang terdiri atas
berbagai unsur yang memerintah dalam negara Indonesia yang saling melengkapi
untuk mencapai tujuan negara Indonesia.
UUD 1945 Bab I
Bentukdan Kedaulatan, Pasal 1 (2) menyatakan, bahwa Kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakan menurut UUD. Dengan ketentuan itu dapat diartikan,
bahwa pemilik kedaulatan dalam negara Indonesia adalah rakyat. Pelaksanaan
kedaulatan ditentukan menurut Undang – Undang Dasar.
Pelaksana Kedaulatan
negara Indonesia menurut UUD 1945 adalah rakyat dan lembaga-lembaga negara yang
berfungsi menjalankan tugas-tugas kenegaraan sebagai representasi kedaulatan
rakyat. Lembaga-lembaga negara menurut UUD1945 adalah Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR), Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK), Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK), Dewan Perwakilan Daerah
(DPD), Pemerintah Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Komisi
Pemilihan Umum (KPU) dan Komisi Yudisial (KY). Pelaksana kedaulatan rakyat menurut UUD 1945 inilah sebagai sistem
pemerintahan Indonesia. Dengan kata lain sistem pemerintahan Indonesia adalah
adalah pemerintahan yang didasarkan pada kedaulatan rakyat sebagaimana
ditentukan oleh UUD 1945.
UUD 1945 menentukan,bahwa rakyat secara
langsung dapat melaksanakan kedaulatan yang dimilikinya. Keterlibatan rakyat
sebagai pelaksana kedaulatan dalam UUD 1945 ditentukan dalam hal :
- Mengisi
keanggotaan MPR, karena anggota MPR yang terdiri atas anggota DPR dan
anggota DPD yang dipilih melalui pemilihan umum (Pasal 2 (1)).
- Mengisi
keanggotaan DPR melalui pemilihan umum (Pasal 19 (1)).
- Mengisi
keanggotaan DPD (Pasal 22 C (1))
- Memilih
Presiden dan Wakil Presiden dalam satu pasangan secara langsung (Pasal 6 A
(1)).
B.
Kerangka Berpikir
Dalam
proses belajar mengajar sering kita temui hal-hal yang tidak mendukung dalam
proses pembelajaran yang diberikan kepada siswa salah satuya adalah penempatan atau penggunaan metode pembelajaran
yang kurang tepat. Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan kepada
setiap jenjang pendidikan di seluruh Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD)
sampai sekolah lanjutan bahkan sampai perguruan tinggi.Namun kenyataanya banyak
sekali siswa-siswi yang tidak memahami betapa pentingnya pelajaran pendidikan
kewarganegaraan.
Hal
tersebut terlihat dalam perolehan nilai sehari-sehari pada mata pelajaran PKn
siswa cenderung rendah. Hasil belajar adalah suatu kemampuan yang diperoleh
oleh siswa dari proses hasil belajar yang berupa pemahaman terhadap materi ajar
yang disampaikan oleh guru dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka
sehingga pendidikan yang mereka peroleh dari proses belajar mengajar berguna
bagi kehidupan sehari-hari mereka.
Hasil
belajar dapat diperoleh dari hasil tes, yang diberikan kepada mereka dalam
proses pembelajaran baik itu dalam tes (formatif, subsmatif, sumatif),
penugasan (proyek), hasil kerja (produk), portofolio,sikap serta penilaian
diri. Dan untuk meningkatakan hasil belajar PKn
maka diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran Investigasi
Kelompok maka hasil belajar siswa pada mata pelalajaran dapat meningkat.
Model
pembelajaran Investigasi Kelompok merupakan model pembelajaran yang membutuhkan
keaktifan siswa dalam pembelajara kelompok. Didalam pembelajaran Investigasi
Kelompok kelompok yang dibentuk oleh guru akan menentukan apa yang mereka ingin
investigasikan sehubungan dengan upaya mereka untuk menyelesaikan masalah yang
mereka hadapi; sumber apa yang mereka butuhkan; apa yang mereka lakukan dan apa
yang mereka tampiljkan nanti dalam persentase.
Materi
Kedaulatan rakyat dan sistem
pemerintahan di Indonesia merupak salah satu pokok bahasan yang sulit
dimengerti oleh siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Tiga Panah dilihat dari nilai
perolehan siswa sebelumnya.
Pembelajaran
kooperstif ini akan diawali dengan memotivasi siswa, membuat kelompok,
membimbing kelompok pada saat mengerjkan tugas, mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah diajarkan. Dan terakhir memberikan penghargaan kepada
siswa atas kerja sama dan hail kerja kelompoknya.
Dengan menggunakan model
pembelajaran Investigasi Kelompok maka diharapkan dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa pada pokok bahasan Kedaulatan Rakyat dan sistem Sistem
Pemerintahan Indonesia di kelas VIII-1 SMP Negeri 2 Tiga Panah Tahun Pelajaran
2012/2013.
C.
Definisi Operasional
1.
Model Pembelajaran
Investigasi Kelompok merupakan model pembelajaran yang pelaksanaanya dengan
mengindentifikasi topik, merencanakan tugas-tugas belajar, mengawasi jalanya
investigasi dalam kelomopok yang disampaikan oleh siswa, mengevaluasi
keberhasilan kelompok dan individu, dan memberikan penghaargaan kepada kelompok
yang memperoleh hasil terbaik.
2.
Ketuntasan belajar siswa dikatakan tuntas secara
individu apabila siswa mencapai skor ≥ 65% atau memperoleh nilai 65 dan tuntas
secara klasikal apabila terdapat 85% siswa telah tuntas belajar.
3.
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) secara
keseluruhan dianggap tuntas atu tercapai
apabila 80% dari seluruh TPK sudah tuntas.
4.
Hasil belajar yang diperoleh
dari respon siswa minimal kategori baik apabila persentase jawaban yang
diperoleh mencapai 80%.
5.
Pelaksanaan pembelajaran
yang digunakan minimal berkategori baik
6.
Penggunaan model
pembelajaran Investigasi Kelompok dalam pokok bahasan kedaulatan rakyat dan
sistem pemerintahan Indonesia dikatakan efektif apabila:
1. Siswa tuntas secara
individual dan secara klasikal.
2. Ketercapaian TPK atau
indikator keseluruhan.
3. Pelaksanaan minimal
kategori baik.
4. Respon siswa terhadap
pelaksanaan pembelajaran minimal kategori baik.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Lokasi Penelitian
Lokasi
penelitian adalah lokasi atau tempat dimana dilaksanakanya penelitian. Lokasi
penelitian merupakan tempat diperolehnya data-data untuk melakukan pengolahan
data.
Penelitian
ini akan dilakukan di SMP Negeri 2 Tiga Panah
Kecamatan Tiga Panah bertepatan di Desa Suka. Yang menjadi alasan
mengapa penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Tiga Panah adalah:
1.
Data yang diperlukan ada di
sekolah tersebut.
2.
Karena model Ivestigasi
Kelompok belum pernah dilakukan di sekolah tersebut.
B.
Subjek dan Objek Penelitian
a.
Subjek Penelitian
Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 2 Tiga
Panah Tahun Pelajaran 2012/2013. Subjek penelitian ini diambil satu kelas dari
empat kelas yang ada.
b.
Objek Penelitian
|
C.
Jenis Penelitian
Adapun
jenis dari penelitian ini adalah Penelitian tindakan Kelas, Yaitu Penelitian
ini merupakan jenis Penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan
kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia kelas VIII SMP Negeri 2 Tiga Panah T.P
2012/2013.
D.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh hasil belajar siswa
,efektifitas pelaksanaan pembelajaran model Investigasi Kelompok pada pokok
bahasan kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan Indonesia kelas VIII Tahun
Pelajaran 2012/2013. Untuk memperoleh data tersebut melakukan tahap-tahap sebagai
berikut :
1. Tahap persiapan, Meliputi :
a. Menyusun langkah-langkah penggunaan model pembelajaran Investigasi
Kelompok.
b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan model Investigasi Kelompok.
c. Menyusun soal tes yang akan di ujikan kepada siswa.
d. Menyusun angket yang akan dibagikan kepada siswa.
e. Menyusun lembar observasi
2. Tahap pelaksanaan, mencakup :
a. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah
model pembelajaran Investigasi
Kelompok.
b. Mengobservasi pembelajaran yang dilaksanakan.
c. Memberikan angket kepada siswa untuk di isi.
d. Mengadakan evaluasi dengan menggunakan tes tertulis.
E.
Alat Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka
alat pengumpul data yang digunakan dalam hal ini adalah angket, tes, dan lembar
observasi.
1. Angket
Angket adalah
alat pengumpulan penelitian yang diberikan kepada siswa untuk diisi. Angket
adalah pengumpulan data yang cara menyebarkanya dengan cara memberika
pertanyaan tertulis kepada siswa setelah proses pembelajaran selesai. Angket
digunakan untuk memperoleh bagaimana respon siswa dengan menggunakan model
pembelajaran. Angket yang yang akan disebarkan kepada siswa berjumlah 20
pertanyaan. Setiap pertanyaan terdiri dari empat jenis option antara lain
sebagai berikut :
a)
Option
A (skor 4)
b)
Option
B (skor 3) (Arikunto dalam skripsi
Daniel, 2010:285)
c)
Option
C (skor 2)
d)
Option
D (skor 1)
2. Observasi
Observasi
adalah suatu kegiatan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui dan memahami
dengan hasil dari proses penelitian yang dilaksanakan. Di dalam observasi ada dua
hal yang harus kita ketahui yaitu pengamatan dan ingatan.
3. Tes
Tes yang
dipake dalam penelitian ini adalah tes objektif atau tes pilihan ganda (multiple choice test). Tes yang akan
diberikan kepada siswa berjumlah 20 soal yang berbentuk pilihan ganda.
Adapun
kebaikan-kebaikan tes objektif menurut Arikunto (2009:164) adalah sebagi
berikut:
a.
Mengandung
lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya lebih representatif mewakili isi
dan luas bahan, lebih objektif, dapat dihindari campur tangannya unsur-unsur
subjektif baik dari segi guru yang memeriksa.
b.
Lebih
mudah dan lebih cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes
bahkan alat-alat hasil kemajuan
teknologi.
c.
Pemeriksaannya
dapat diserahkan kepada orang lain.
d.
Dalam
pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.
Tes yangakan diberikan kepada siswa sesuai dengan
indikator yang hendaknya dicapai dan instrument dalam penelitian ini adalah
evaluasi belajar dan aspek kognitif hanya dibatasi pada aspek pengetahuan (C1),
Pemahaman (C2), dan Aplikasi(C3). Kisi-kisi untuk tes
yang digunakan sebagai alat pengumpulan data adalah sebagai berikut:
Tabel III.1 : Kisi-Kisi Soal
No
|
Standar
Kompetensi
|
Indikator
|
Jenjang
Kognitif
|
Jlh.
Soal
|
||
C1
|
C2
|
C3
|
||||
1.
|
Makna
Kedaulatan Rakyat
|
|
|
|
|
8
|
2.
|
Peran Lembaga Negara Sebagai Pelaksana Kedaulatan Rakyat
|
|
|
|
|
12
|
|
|
|
|
|
F.
Analisis Data
Sesuai
dengan tujuan penelitian tersebut maka langkah-langkah analisis data adalah
sebagai berikut.
1.
Hasil belajar siswa
Hasil belajar dapat dilihat dari ketuntasan
belajar siswa secara individu dan klasikal. Jika dilihat dari segi aspek kognitif suatu proses pembelajaran , maka
suatu pembelajaran itu dikatakan tuntas apabila:
(1) Secara individual seorang siswa dikatakan
telah tuntas belajar, jika siswa tersebut telah mencapai persentase pencapaian
hasil belajar sebesar 65% atau memperoleh nilai 65.
(2) Secara
klasikal suatu kelas dikatakan telah tuntas belajar, jika dalam kelas tersebut
telah terdapat 85% siswa yang sudah tuntas belajar.
Berdasarkan
kriteria ketuntasan yang diuraikan di atas, untuk mengetahui persentase
kemampuan siswa secara individual dari setiap tes yang diberikan, maka peneliti
menggunakan rumus ketuntasan hasil belajar (KB) sebagai berikut :
KB = x 100% (Trianto 2011 : 241)
Keterangan
:
T = Skor yang diperoleh siswa.
Tt = Skor
total
Kriteria :
0% ≤ KB < 65%, siswa belum tuntas dalam belajar,
65% ≤ KB ≤ 100%, siswa sudah
tuntas dalam belajar.
Sedangkan untuk mengetahui ketuntasan siswa secara klasikal maka
peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:
PKK = X 100% ( Zainal
Aqib,dkk, 2010 )
Keterangan
:
PKK = Persentase ketuntasan secara
klasikal.
X = Banyak siswa yang KB ≥ 85%.
N = Banyak subjek penelitian.
2.
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Untuk
mencari persentase pencapaian tujuan pembelajaran khusus dapat diketahui dengan
rumus sebagai berikut:
( Anas Sudijono dalam skripsi Tetty ,2012 : 35)
Keterangan : T =
persentase pencapaian TPK
= skor siswa
ubtuk butir skor ke-i
= skor maksimum untuk soal ke-i
3.
Pelaksanaan Pembelajaran
Untuk
menganalisis data hasil pelaksanaan pembelajaran maka dapat diketahui dengan
rumus menurut Depdiknas dalam skripsi Asmona (2012:28)
Dianalisis dengan rumus sebagai
berikut :
× 100
Kriteria penilaian hasil
observasi tersebut dikelompokkan ke dalam interval berikut :
90
– 100 artinya
sangat baik
70 – 89
artinya baik
50
– 69
artinya kurang baik
10
– 49
artinya sangat tidak baik.
4.
Respon Siswa
Untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran maka digunakan rumus sebagai
berikut:
Persentase respons siswa = x 100%
(Trianto, 2011 : 243 )
Keterangan :
A = Proporsi siswa yang memilih
B = Jumlah siswa ( responden )
Untuk menentukan respon siswa
terhadap pelaksanaan perbaikan pembelajaran, maka dibuat rumus oleh Anas
Sudijono dalam skripsi Dani Daniel (2012:39) sebagai berikut :
1) Interval M + (2,5 x SD) s.d M +
(0,5 x SD ) = sangat baik
2) Interval M + (0,5 x SD) s.d M +
(-0,5 x SD ) = baik
3) Interval M + (-0,5 x SD) s.d M +
(-1,5 x SD ) = kurang baik
4) Interval M + (-0,5 x SD) s.d M +
(-1,5 x SD ) = tidak baik
5.
Efektifitas Pembelajaran
Berdasarkan
efektifitas pembelajaran pada bab 2 maka, dapat ditentukan bahwa keefektifan
pembelajaran dengan menggunakan model
Investigasi Kelompok dalam pokok bahasan kedaulatan rakyat dan sistem
pemerintahan Indonesia di SMP Negeri 2 Tiga Panah. Dikatakan efekif apabila:
a. Ketuntasan individual tercapai lebih atau sama dengan 65%, dan
Ketuntasan secara klasikal tercapai lebih atau sama dengan 85%
b. Ketercapaian TPK (tujuan pembelajaran khusus ) secara keseluruhan
minimal 75 %
c. Kriteria pelaksanaan pembelajaran minimal berkriteria baik
d. Respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran minimal kategori
baik.
Topbet Review - TopBet Review (December 2021) - ThTopBet
BalasHapusTopbet Review. TopBet has become bet365 one of the rb88 top online sports betting 10cric providers in the world. With over 50 games from a variety of Rating: 3.9 · Review by Sportsbook Reviews